“Setelah tender selesai,…

“Setelah tender selesai, Dipl.-Ing. Makosch mengajak santap siang bersama. Pada kesempatan tersebut ia menawarkan menjadi karyawan Talbot, melanjutkan program S3 dan dipersiapkan untuk mengganti posisi Dipl.-Ing. Makosch yang dalam 3 tahun mendatang akan memasuki masa pensiun. Setelah saya diskusikan dengan Ainun, kami sepakat untuk tidak menerima tawaran Talbot dan tetap melaksanakan tugas sesuai rencana untuk kelak ikut berperan aktif membangun Indonesia.”
(B. J. Habibie, dalam Habibie & Ainun hal. 30)

*MasyaAllah, kukira beliau bakal menerima tawaran itu, tapi ternyata beliau berketetapan hati pada rencana yang sudah disusun. Rencana hebat untuk aktif berperan membangun Indonesia. Wow.. 😮

Subhanallaah..

“Mengapa saya tidak beke…

“Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir: buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak kami sendiri? Apa artinya ketambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk sendiri pribadinya? Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu.”

–Ainun Habibie pada buku A. Makmur Makka yang dikutip dalam buku Habibie & Ainun

MasyaAllah. 🙂

Begitulah seharusnya. Nikmat hubungan dan jalinan kasih karena Allah lebih baik daripada materi duniawi. Betapa beliau berdua berserah diri pada Allah swt. dalam menjalani kehidupan atas segala usaha dan kerja keras yang dilakukan seperti ditulis dalam karya B. J. Habibie: Habibie & Ainun. Terasa mereka sangat menjaga diri dari iming-iming duniawi. Wallaahu a’lam.